Rakyat yang Ditinggalkan

iklan 1

iklan 1

Entri yang Diunggulkan

HILANG KE LIANG

Sajak: Luzi Diamanda Bumi meminta anaknya kembali ke pelukan hilang, ke liang.. kala cangkul meratakan tanah akhir bersama rapal doa-doa men...

Rakyat yang Ditinggalkan

Luzi Diamanda
Minggu, 10 April 2011


Di Meranti Selasa (5/4/2011) malam, sekitar 500 orang warga Pulau Padang yang berasal dari Desa Bagan Melibur, Kampung Jawa dan anggota STR memadati MDA Al Muktadiah untuk melakukan doa bersama. Mereka berdoa untuk melepas para relawan yang akan melakukan aksi jahit mulut di depan Kantor Menhut, Jakarta, sebagai bentuk penolakan keberadaan HTI PT RAPP di Pulau Padang. Pada saat yang bersamaan beberapa alat berat dari RAPP mendarat di Pulau Padang.
Ini adalah sebuah bentuk aksi yang membuat hati miris, bagaimana rakyat yang merasa ditinggalkan, tidak diperhatikan dan dizalimi berjuang dengan cara mereka sendiri. Sementara para pemimpin di Meranti dan juga Riau tidak peduli pada jeritan hati masyarakat yang menuntut hak hidup mereka. Rakyat berjuang dengan cara sendiri, meski harus menanngungkan sakit tidak terperi.

Kenapa tidak ada pemimpin yang meniru kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz, salah seorang Khalifah yang adil, jujur, sederhana dan bijaksana? Tak salah bila sejarah Islam menempatkannya sebagai khalifah kelima yang bergelar Amirul Mukminin. Khalifah pilihan ini begitu mencintai dan memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya.
Ia beserta seluruh keluarganya rela hidup sederhana dan menyerahkan harta kekayaannya ke baitulmal (kas negara), begitu diangkat menjadi khalifah. Khalifah Umar pun dengan gagah berani serta tanpa pandang bulu memberantas segala bentuk praktik korupsi. Tanpa ragu, Umar membersihkan harta kekayaan para pejabat dan keluarga Bani Umayyah yang diperoleh secara tak wajar. Ia lalu menyerahkannya ke kas negara. Semua pejabat korup dipecat.

Langkah itu dilakukan khalifah demi menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya. Baginya, jabatan bukanlah alat untuk meraup kekayaan, melainkan amanah dan beban yang harus ditunaikan secara benar. Tak seperti penguasa kebanyakan saat ini yang begitu ambisi mengincar kursi kekuasaan. Penguasa yang menindas rakyat yang harusnya dilindungi. Penguasa yang berpihak pada kelompok dan kepentingan hingga melupakan derita hidup rakyatnya.

Jika pemimpin di Meranti dan Riau ini peduli pada masyarakat pulau Padang dan mampu melihat dengan mata hati apakah HTI menguntungkan atau menyengsarakan rakyat, tak lah rakyat perlu sampai berunjuk rasa segala bahkan sampai menjahit mulut yang sakitnya pasti luar biasa. Perhatikanlah rakyat agar mereka juga bisah hidup dengan tenang dan damai sertra sejahtera.*